Belajar dan Pelajaran - Bab II Contoh PTK Penjas Kenaikan Pangkat Bola Voli Mini Kelas 4 - Berikut ini contoh BAB II contoh PTK Penjas dengan judul Meningkatkan Teknik Dasar Pasing Atas Bola Voli Mini melalui Bantuan Tutor Sebaya Siswa Kelas IV.
Bagi Bapak atau Ibu Guru yang menginginkan contoh PTK lengkapnya silahkan SMS ke nomor HP: 081328239660.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan.
Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.
Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.
1) Faktor dari Dalam Diri Siswa
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.
2) Faktor dari Luar Siswa
Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pengertian Bola Voli Mini
a. Bola Voli
Bola voli menurut Wikipedia Indonesia (2014) adalah Olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim berlawanan yang masing-masing tim terdiri dari enam pemain.
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-masing regu dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau jaring (Viera, 2000: 2).
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada organisasi "Young Man Christian Association" (YMCA) di kota Massachusetts, Amerika Serikat. Mula-mula permainan bola voli diberi nama "mintonette".
Kemudian permainan ini diubah menjadi volley ball. Pada tahun 1892 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di negara Amerika Serikat. Pertandingan bola voli yang pertama tahun 1947 di Polandia. Pada tahun 1948 IVBF (International Volley Ball Federation) didirikan dengan beranggotakan 15 negara dan berpusat di Paris.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1928, yaitu pada zaman penjajahan Belanda. Pada tanggal 22 Januari 1945, PBVSI (Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II di Jakarta dan POM I di Yogyakarta (Dadan Heryana, 2010: 74).
b. Bola Voli Mini
Permainan bola voli mini merupakan pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah dasar. Jumlah pemain yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang cadangan dan pertandingan 2 set kemenangan (PP.PBVSI, 1995: 73).
Lapangan Bola voli mini berukuran panjang 12 meter, lebar 6 meter, tinggi net putra 2,10 meter, putri 2 meter, dan bola yang digunakan nomor 4 dengan berat 230-250 gram (Tim Bina Karya Guru, 2004: 18).
Menurut Rukmana (1990: 24) salah satu cara melatih bola voli mini bagi anak usia 9-13 tahun adalah sebagai berikut:
1) Latihan Pengenalan Bola
Latihan pengenalan sangat penting dilakukan agar siswa terlebih dahulu mengenal bola voli.
Untuk menanamkan rasa cinta terhadap permainan bola voli mini terlebih dahulu diperkenalkan bermacam-macam latihan yang menyenangkan, sehingga anak-anak merasa senang dan menyukai, akhirnya mencintai bola voli mini. Misalnya, lempar tangkap bola dengan menggunakan bola plastik).
2) Latihan Menuju Pembentukan Fisik Bola voli
Dalam permainan Bola voli mini kesiapan fisik yang prima sangat menunjang tercapainya prestasi yang optimal, tentu saja disesuaikan dengan usia serta perkembangan jiwa. Misalnya, siswa dilatih lompat zig-zag sambil melewati bola
3) Latihan Teknik Dasar Bola voli
Setelah siswa siap secara fisik dan mental, selanjutnya dilakukan latihan teknik dasar permainan bola voli.
Penerapan latihan teknik-teknik dasar bola voli mini dilakukan secara bertahap. Teknik-teknik dasar bola voli mini meliputi: servis, passing, receive, spike, dan block.
4. Pengertian Pasing Atas
Pasing atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas, agak di depan kepala (Aip Syarifuddin, 1997: 69).
Menurut M. MariRinoto, Sunardi, dan Agus Margono (1994: 54) menyatakan, pasing atas adalah suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Pasing atas yang baik akan sangat mempengaruhi di dalam pertandingan, tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan yang lebih rendah.
Menurut Engkos Kosasih, (1985: 109), dalam melakukan pasing atas harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Konsentrasi untuk melakukan pasing atas.
b. Berlatih dan menyesuaikan diri untuk menguasai bola.
c. Lihat dan pelajari di mana tempat menempatkan bola yang tepat.
d. Ketahui posisi lemah regu lawan.
Pasing atas adalah upaya menerima dan mengoper bola dengan kedua tangan dari atas depan kepala (Dadan Heryana, 2010: 74).
Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar harus mengikuti latihan dengan serius. Cara melakukan latihan pasing atas adalah sebagai berikut:
a. Latihan Pertama
1) Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Kemudian lambungkan bola dan menangkap kembali.
3) Jari-jari tangan membentuk sikap pasing atas.
4) Tahap pertama dilakukan di tempat.
5) Tahap kedua sambil berjalan.
6) Tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7) Tahap keempat dilakukan sambil berjalan.
Gambar 2.1 Rangkaian latihan pertama
b. Latihan Kedua
1) Berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Lakukan pasing atas yang dilambungkan teman (berpasangan).
3) Sambil berjalan, mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.
Gambar 2.2 Rangkaian Latihan Kedua
c. Latihan Ketiga
1) Posisi awal sikap duduk.
2) Lakukan pasing atas sambil duduk.
3) Bola terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku.
4) Lanjutkan dari atas meja.
Gambar 2.3 Rangkaian Latihan Ketiga
d. Latihan Keempat
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan pasing atas berpasangan dan berhadapan.
3) Bola disentuh dua kali sentuhan.
4) Lakukan latihan secara berulang-ulang.
5) Latihan keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang
Gambar 2.4 Rangkaian Latihan Keempat
e. Latihan Kelima
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
3) Lakukan latihan secara berulang-ulang.
Gambar 2.5 Rangkaian Latihan Kelima
f. Latihan Keenam
1) Berkelompok bermain bola voli menggunakan lapangan kecil.
2) Bermain menggunakan pasing atas.
3) Satu kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang pemain.
Gambar 2.6 Rangkaian Latihan Keenam
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pasing atas adalah teknik menerima dan mengoper bola dengan jari-jari kedua tangan dari atas depan kepala untuk memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
5. Pengertian Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004). Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Nasution (1992) berpendapat bahwa tutor, adalah orang yang dapat membantu murid secara individual. Menurut Ischak dan Warji (1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.
B. Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi siswa kelas IV SD Negeri ...., menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang permainan bola voli mini teknik dasar pasing atas masih rendah, untuk itu harus segera diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi dan metode pembelajaran. Belajar menggunakan bantuan tutor sebaya menekankan pada bagaimana proses kegiatan pembelajaran itu dilaksanakan.
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan bantuan tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan tentang bola voli mini teknik pasing atas.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan teknik dasar pasing atas dalam permainan bola voli mini siswa kelas IV SD negeri .... Kecamatan .... Kabupaten
Baca juga:
Silahkan SMS ke HP: 081328239660 jika Bapak Ibu Saudara menginginkan contoh PTK lengkapnya. Demikian semoga bisa membantu.
No comments:
Post a Comment